Obati Kerinduan Masyarakat, Pelita Harapan Gelar Konser Reuni di Pringgarata

Orkes Melayu Pelita Harapan adalah salah satu legenda group musik di NTB. Berdiri sejak tahun 1975 Pelita Harapan yang digawangi oleh Al-Mahsyar telah mengeluarkan banyak karya lagu sasak yang masih bisa kita dengar hingga saat ini.

Untuk mengobati kerinduan masyarakat akan karya beliau, Sound Solutions vendor sound milik Putra Rinjani Mahsyar atau yang akrab disapa Upok salah satu putra Al-Mashyar bekerja sama dengan Event Organizer Inspira Production menggelar konser Reuni di Pringgarata. Konser ini akan melibatkan personil-personil Pelita Harapan mulai dari generasi awal hingga saat ini.

Upok sendiri berharap konser ini menjadi pengobat rindu Masyarakat Sasak terhadap karya-karya Al-Mahsyar. “Kami berharap dapat mengobati kerinduan Masyarakat Sasak akan karya-karya Almarhum Bapak Saya,” kata Upok kepada wartawan saat ditemui di Lapangan Pringgarata.

Beberapa nama seperti Erni Ayuningsih dan Nia Dirgha turut meramaikan konser yang akan diselenggarakan di Lapangan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah pada tanggal 28 September 2022 ini mulai pukul 8 malam.

Al-Mahsyar sang Legenda Lagu Sasak

Orkes Melayu Pelita Harapan

Siapa tak kenal Al-Mahsyar? Seorang sosok musisi penyandang disabilitas tunanetra yang sukses menghasilkan banyak sekali karya-karya lagu sasak. Banyak lagu sempat menjadi hits pada zamannya dan masih sering terdengar hingga saat ini.

Puncaknya adalah Ketika Alffy Rev mengeluarkan sekuel Wonderland Indonesia 2 dengan judul The Sacred Nusantara, dimana salah satu karya beliau yang berjudul Lalo Ngaro muncul di tengah lagu. Sungguh suatu kebanggaan ketika lagu sasak masuk ke dalam sebuah karya dari musisi nasional dan telah ditonton lebih dari 9 juta kali di Youtube.

Lagu-lagu lain seperti Peresean, Buaq Ate, Nasib Pengerakat, Kembang Dese, Bau Nyale rasanya sudah melekat di hati para penikmat musik di Lombok terutama untuk lagu sasak. Barangkali alasan-alasan tersebut sudah cukup membuat nama Alm. Al-Mashyar sebagai legenda musik di Tanah Sasak.

Selain kiprahnya di dunia musik, Alm. Al-Mahsyar juga memiliki peran yang cukup besar di dunia Pendidikan khususnya untuk penyandang disabilitas tunanetra dengan mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) pertama di Lombok.

Sudah menjadi cita-cita beliau agar para tunanetra khususnya yang ada di Lombok tidak berkecil hati dan mengidentikan diri sebagai tukang pijat, pengemis ataupun pengamen. Salah satu tujuan dari SLB tersebut yakni ingin mengangkat harkat dan martabas para tunanetra.

Berada di bawah naungan Yayasan Tuna Netra Al Mahsyar, SLB yang beliau Kelola telah menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas dan yang terpenting mampu mengubah mindset mereka tentang segala keterbatasan yang dimiliki oleh tunanetra.

Hingga saat ini, Orkes Melayu Pelita Harapan telah melanglang buana di seantero NTB, bahkan group dangdut sasak tersebut pernah menghibur para pekerja migran dengan menggelar konser di Malaysia. Setelah Al-Mahsyar meninggal dunia, tongkat estafet kepemimpinan Orkes Melayu Pelita Harapan dilanjutkan oleh putra ke 2 beliau yaitu Ahmad Fatoni atau yang akrab disapa Oon. Sebuah beban yang cukup berat yakni nama besar Pelita Harapan kini ada dipundak Oon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *