Festival Film Cannes 2025 kembali digelar, dan tahun ini Indonesia punya alasan untuk bangga. Untuk pertama kalinya, produser film Indonesia Yulia Evina Bhara dipercaya menjadi juri di Critics’ Week – segmen khusus yang fokus mencari talenta baru di dunia perfilman internasional.
Jajaran Juri Internasional
Yulia menjadi salah satu dari lima juri terpilih di edisi ke-64 Semaine de la Critique. Ia akan menilai film-film debut dari para sineas muda bersama tokoh-tokoh film ternama, seperti:
- Rodrigo Sorogoyen (Spanyol) – Ketua juri dan sineas kenamaan
- Jihane Bougrine (Maroko) – Kritikus film dan jurnalis dari Le Desk & Vogue Arabia
- Josee Deshaies (Prancis-Kanada) – Sinematografer dengan nominasi César Awards
- Daniel Kaluuya (Inggris) – Aktor pemenang Oscar, dikenal lewat Get Out dan Nope
Para juri ini akan menentukan pemenang sejumlah penghargaan penting, termasuk AMI Paris Award untuk film panjang terbaik, dan Leitz Cine Discovery Prize untuk film pendek.
Siapa Yulia Evina Bhara?
Yulia memulai kariernya di dunia teater, sebelum mendirikan KawanKawan Media dan memproduksi film sejak 2012. Debut internasionalnya lewat film pendek On the Origin of Fear (2016) langsung mencuri perhatian di Venice dan Toronto.
Namanya makin dikenal lewat film Istirahatlah Kata-kata (2016) yang mengangkat kisah Wiji Thukul dan diputar di Locarno Film Festival. Sejak itu, Yulia rutin hadir di festival-festival besar lewat karya-karya seperti You and I (2020) dan Autobiography (2023).
Terlibat di Film Renoir
Selain sebagai juri, Yulia juga tampil di balik layar sebagai ko-produser film Renoir, salah satu dari 21 film terpilih untuk kompetisi utama Cannes 2025. Disutradarai Chie Hayakawa, film ini merupakan proyek kolaboratif Jepang, Prancis, Singapura, Filipina, dan Indonesia.
“Masuknya Renoir ke kompetisi utama adalah kabar yang sangat membahagiakan,” ujar Yulia. Ia berharap film tersebut bisa segera tayang di Indonesia setelah penampilannya di Cannes.
Indonesia di Panggung Dunia
Kehadiran Yulia sebagai juri dan produser di Cannes tahun ini menunjukkan bahwa perfilman Indonesia tak hanya hadir sebagai peserta, tapi juga mulai ikut menentukan arah industri film global.
