Festival Film Cannes 2025 Resmi Dibuka, 3 Karya Sineas Singapura Tampil di Ajang Dunia

Festival Film Cannes 2025 resmi dimulai hari ini, 13 Mei, di Prancis. Tahun ini, tiga film yang melibatkan sineas dan rumah produksi asal Singapura berhasil masuk dalam jajaran film terpilih untuk ditayangkan di salah satu festival film paling bergengsi di dunia.

Ketiga film tersebut adalah Renoir, A Useful Ghost, dan film pendek Before The Sea Forgets.

Renoir, disutradarai oleh Chie Hayakawa asal Jepang, lolos ke kategori utama Main Competition, bersaing dengan 20 film lainnya dari lebih dari 2.900 pendaftar. Ini jadi momen spesial karena Singapura kembali tampil di kategori utama Cannes setelah 17 tahun. Film ini bercerita tentang seorang gadis berusia 11 tahun yang menjalani musim panas penuh tantangan bersama keluarganya di Tokyo tahun 1987.

Proses produksinya melibatkan kerja sama lintas negara: Jepang, Singapura, Prancis, Filipina, dan Indonesia. Sejumlah profesional asal Singapura berperan penting dalam produksi ini, termasuk sinematografer Hideho Urata dari Lasalle College of the Arts, colorist Mark Song, serta studio Infinite Frameworks dan Mocha Chai Laboratories.

A Useful Ghost tampil dalam program Critics’ Week, dan menyuguhkan cerita unik: seorang perempuan yang meninggal akibat polusi kembali dalam bentuk… vacuum cleaner! Film ini merupakan debut panjang sutradara Thailand Ratchapoom Boonbunchachoke, dan diproduseri oleh Tan Si En dari Momo Film Co (Singapura).

Tim kreatif Singapura juga turut andil, seperti Lim Ting Li (sound designer) dan Sim Hao Jie (product designer), dengan dukungan dari IMDA melalui Southeast Asia Co-Production Grant.

Film ketiga, Before The Sea Forgets, tayang di segmen Directors’ Fortnight. Film pendek ini disutradarai oleh Le Ngoc Duy dari Vietnam dan diproduksi bersama oleh 13 Little Pictures dan WBSB Films dari Singapura. Kisahnya berkisar pada ketegangan emosional sepasang kekasih yang mencari makam tentara tak dikenal di Vietnam.

Proyek ini juga menggandeng talenta Singapura seperti Looi Wan Ping (co-produser dan sinematografer), Eugene Seah (colorist), serta tim pascaproduksi The Chop Shop Post.

Tahun ini bertepatan dengan 60 tahun kemerdekaan Singapura, dan pencapaian ini menjadi refleksi nyata dari kemajuan industri film negeri kecil tersebut. Seperti disampaikan Yvonne Tang dari IMDA, “Meski kecil, Singapura terus membuktikan kemampuannya menghasilkan pencerita hebat yang diakui dunia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *